JAKARTA, Perubahan status kota Jakarta yang bukan lagi disebut sebagai Ibukota tidak mempengaruhi sama sekali minat para investor dalam menanamkan modalnya
Hal itu dikemukakan Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta, Sahminan dalam Press Conference Jakarta Investment Festival (JIF) 2024 bertajuk Global City Motion for Golden Nation, Rabu (19/6/2024)
Baca juga:
Lion Air, Diskon Mudik Lebaran Lebih Awal
|
"Jakarta akan masih menjadi pusat pertumbuhan di Indonesia karena secara lokasi sangat strategis, ” jelasnya.
Sahminan mengatakan, di tengah masih tingginya risiko gejolak perekonomian global, pemulihan ekonomi Jakarta masih terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada tahun 2024 diprakirakan masih tetap kuat yaitu tumbuh pada kisaran 4, 8 persen - 5, 6 persen, yang tak lepas dari dukungan kinerja investasi DKI Jakarta.
Baca juga:
H.Rasyidi, Saya ini kan Pelayan Masyarakat
|
Hal senada dikemukakan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta, Benni Aguscandra.
Dalam Konferensi Pers Jakarta Investment Festival 2024, Benni menyatakan tidak menjadi pusat pemerintahan, kucuran dana investasi di Jakarta dinilai masih akan eksis dari sisi sektor konsumer, wisata, MICE, properti, dan transportasi.
Baca juga:
DJP Permudah Administrasi Penerima Royalti
|
Menurutnya' peralihan status ibu kota justru memberi kesempatan masuknya investasi baru. Apalagi rencana pemerintah untuk membuat Jakarta sebagai wilayah aglomerasi pasca pemindahan ibu kota sangat mendukung kucuran dana investasi di Jakarta.
"Investasi tetap akan berkembang, posisinya tetap strategis. Aglomerasi memberi kesempatan pertumbuhan yang lebih besar jika terintegrasi dengan wilayah sekitar.” kata Benni.
Benni mengungkapkan, Aglomerasi adalah sentral kawasan perkotaan yang menyatukan industri, perdagangan, transportasi terpadu, dan bidang strategis lainnya demi mendukung ekonomi dan kesejahteraan warganya.(hy)